pulau ular Bima


Di wera tepatnya di Desa Pai, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima  terdapat 1 pulau kecil yang unik, masyarakat bima sering menyebutnya pulau ular, pulau tersebut banyak dihuni oleh ular2 yang bisa dikatakan bersahabat dengan manusia karena jinak...tapi karena jarak yang jauh serta jalur yang menuju ke lokasi tersebut masih rusak maka dari itu masyarakat bima tidak terlalu banyak yang pernah kesana..!!!
Ok, langsung saja kita bahas,
Dengan rasa penasaran kami_tujuan wisata kali ini tertuju ke suatu tempat yang telah lama kami rencanakan, dengan menggunakan sepeda motor dari kota Bima kami menuju ke arah utara, yang berarti kami menggunakan jalur Kecamatan Wera, menurut info jalur tersebut lebih hemat waktu ketimbang lewat jalur Sape yang kearah timur, dalam perjalanan menuju lokasi jalur ini 30 % mengalami kerusakan. jalanan berlubang serta tikungan sekaligus menanjak maka kami beberapa kali berhenti untuk beristirahat, diperistirahatan tersebut kami juga mengabadikan beberapa pemandangan.
Dalam perjalanan kali ini tantangan yang terus kita hadapi adalah cuaca,  di Bima terkenal dengan cuacanya yang panas ditambah jalur yang menuju ke lokasi sangat sepi, jarang kita temui kendaraan berlalu lalang, tapi itu semua tidak menyurutkan semangat kami untuk menuju tempat tujuan, kami sampai tepat jam 1 siang dan memakan waktu 2 setengah jam perjalanan dari kota Bima, di Desa Pai, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Kami beristirahat di kios-kios warga sambil berbincang-bincang mengenai pulau ular tersebut, warga Desa Pai sangat ramah mereka sangat terbuka terhadap pengunjung, namun anehnya gerbang untuk memasuki wisata ini tidak bertuiskan objek wisata pulau ular melainkan “objek wisata pantai oi caba” yang berarti (pantai yang berair tawar/rasa airnya tawar),
kami terkejut karena kami pikir kami salah alamat, tapi setelah mendengar keterangan warga ternyata tujuan kami benar...tapi karena kami tiba pada saat matahari masih terik, maka warga menganjurkan agar kami beristirahat dulu sampai sore agar pada saat sampai dipulau ular tersebut tidak kepanasan, karena dipulau ular tidak ada pohon yang bisa untuk berteduh. Kamipun memilih untuk bersantai ditepi pantainya sambil melihat2 pemandangan sekitar, sesampai disana kami melihat beberapa orang nelayan sedang mandi, mencuci serta mengambil air, dengan penuh rasa penasaran setelah  para nelayan tersebut cabut dari situ, kami langsung ke TKP, ternyata air yang digunakan oleh orang2 tadi adalah air tawar, mata air yang tepat berada dibibir pantainya , ...langsung aja kami waca pahu alias cuci muka dan meminumnya, disekitar tempat tersebut memang terdapat banyak mata air yang langsung berhadapan dengan bibir pantai Oi Caba...

Setelah berkeliaran dan bersantai ditepi pantai oi Caba, tepat jam 04.00 kamipun langsung mencari perahu yang bisa mengantarkan kami, dan bertemulah dengan anak2 disekitar pantai yang sudah siap mengantarkan dengan ongkos Rp.30.000/orang pulang pergi
Setelah menyebrang kurang lebih 15 menit kamipun sampai dipulau ular, kami sangat tegang dan penasaran dengan ular2 tersebut, setelah beberapa saat kami mencari, ternyata bocah2 yang mengantar kami itu telah menemukan banyak ular, kami masih belum percaya ular laut yang diketahui memiliki bisa yang berbahaya dipegang begitu saja oleh anak.
baru pertama bagi kami berhadapan langsung dengan ular laut, pada awalnya kami sangat ketakutan untuk menyentuh reptil tersebut, tapi dengan penuh rasa penasaran kamipun memegang bahkan melilitkan ular tersebut dileher kami, ular-ular ini sangat jinak...tidak sia-sia datang dari jauh untuk bertemu ular-ular ini, membingungkan bagi kami yang baru berkunjung karena habitat mereka di alam liar, namun tidak menampakkan sifat agresifnya pada saat bertemu orang asing,


 tidak hanya kami yang berkunjung pada saat itu banyak pengunjung rela datang dari jauh bahkan salah seorang berasal dari luar kota bima datang untuk meliput, belum sempat berkenalan dengan orang tersebut, mas-mas tersebut mengajak kami untuk bergabung dikomunitas ular indonesia yaitu organisasi yang membahas semua mengenai ular dan ia juga memberi kami alamat situsnya  www.ularindonesia.com untuk lebih jelasnya ne dy foto disalah satu galeri disitusnya (yang pake baju hitam..!!)
kata anak2 kecil yang mengantar kami banyak wartawan dari luar kota bahkan pernah salah satu acara distation TV swasta datang khusus untuk meliput pulau ular ini. Unik memang itulah kata yang tepat untuk wisata  kali ini, karena mereka hanya berkeliaran disuatu pulau kecil yang tak berpenghungi tersebut dengan jumlah yang mencapai ribuan ekor...kata warga kami lagi beruntung karena tidak jarang para pengunjung yang datang hanya menemukan beberapa ekor saja atau bahkan tidak ada sama sekali... namun 1 hal yang harus diperhatikan ularnya jangan diperlakukan secara kasar dalam arti kita tidak boleh menarik paksa mereka apabila mereka masuk ke dalam lubang2/celah2 batu karang sebisa mungkin diangkat dan meletakkannyapun harus dengan cara perlahan-lahan alasannya supaya mereka tidak kesakitan dan merasa terancam, dan yang mesti diingat ularnya jangan dibungkus alias dibawa pulang karena warga sekitar melarang hal tersebut dikarenakan akan membawa musibah bagi orang yang membawanya_tentu kita memang harus menjaga bersama-sama agar mereka bisa tetap terlestarikan.
Setelah kami berfoto2 ria dengan ular2 tersebut, kamipun langsung angkat kaki dari lokasi, karena hari telah sore dan mataharipun mulai terbenam, mengingat jalur  wera yang rusak, maka kami mengambil jalur sape dan meneruskan perjalanan ke arah timur sekaligus mencari pemandangan baru walaupun jarak yang ditempuh lebih jauh dibanding melewati wera...
Previous
Next Post »