Ridwan
Manantik merupakan pelukis asal Bima yang sekarang berdomisili di Jakarta yang
telah meraih sukses ditingkat nasional maupun mancanegara, pameran lukisan ini
dia lakukan untuk menjawab rasa rindunya terhadap tanah kelahiran. Kegiatan ini
dilakukan untuk menjawab pertanyaan dihati kecil sang penulis “Sudahkah kita
menjadi orang Bima?” sebuah kalimat yang sangat luar biasa, dan membuat saya
bertanya pula pada diri saya “apa yang pernah saya lakukan untuk Bima?”. Sang
seniman meluangkan waktu 3 bulan untuk menghasilkan karya lukisan “Aku adalah
Bima”. Besar harapannya untuk kegiatan ini semoga dapat memberikan inspirasi
kepada generasi muda khususnya yang memiliki bakat dalam seni lukis dan
menumbuhkan rasa cinta terhadap Bima dan “Melukis itu bukan dari khayalan,
tetapi dari apa yang kita lihat”.
Selain
pameran lukisan, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan workshop pada setiap
pagi harinya dan diskusi budaya yang dilaksanakan pada hari kamis pada tanggal
12 November 2015 dengan melibatkan beberapa
pembicara diantaranya : Budayawan dan sejarahwan Ibunda Hj. Siti Maryam
salahuddin (Ina Kau Mari) dan Anggota DPRD Kab. Bima Bapak Anwar Arman,
Akademisi Alfisahrin dan Disbudpar Kab.Bima. kegiatan ini dihadiri oleh para
seniman, Budayawan, mahasiswa dan pelajar.
Pada kegiatan pameran tersebut lukisan Pacuan
kuda laku terjual seharga Rp.70.000.000 dibeli oleh sastrawan Bima N Marewo.
Menurut sastrawan Bima yang terkenal dengan puisi Dana Mbojo Dana Mbari Lukisan
kuda yang menggambarkan ciri khas bima menarik perhatiannya, “Menurut bang N
Marewo lukisan pacuan kuda ini memiliki nilai yg luar biasa.
Rangkaian
kegiatan pameran lukisan ini akan berakhir pada tanggal 16 November 2015 dengan
dilakukan penutupan acara pameran seni rupa dengan tema Aku Adalah Bima
pada hari senin tanggal 16 November 2015 pada jam 19:00 sampai selesai di
Museum Asi Mbojo. Dalam kegiatan itu ada banyak performance
art. Antara lain dari musisi ada bang Rudi Kapenta Wadu, bang Aan Saputra, bang
Gun Malingi, bang Fery Maraso, om Rudi Coro-coro dan musisi-musisi lainnya.
Selain itu akan ada pembacaan puisi oleh ayahanda Enkacen, bang Husain La Odet. Tidak lupa juga performance dari
teman-teman Komunitas Seni Bontomaranu. Selain itu akan ada bincang seni
dan budaya.
Tidak
lupa saya mengucapkan apresiasi yang sangat luar biasa dan terimakasih kepada
Komuitas seni yang sangat berperan dalam terlaksananya kegiatan ini, yang harus
menghabiskan waktu dan bermalam dimuseum Asi Mbojo Bima selama kegiatan
berlangsung. Komunitas seni Bontomaranu yang beranggotakan teman-teman generasi
muda dan pekerja keras. Komunitas seni Bontomaranu dipraksarsai oleh Seniman
Muda SR. Yadien yang berasal dari Sila Kabupaten Bima.
Jadi buat temen
generasi muda berhubung hari senin adalah hari terkahir pameran Lukisan seni
rupa “Aku adalah Bima” karya Seniman Ridwan Manantik, ayo sama-sama kita
berkunjung ke musem Asi Mbojo Bima dan mengikuti rangkaian kegiatan Penutupan
dan bincang seni budaya. Semoga teman-teman dapat termotivasi dan terinspirasi
tidak menjadi generasi muda yang apatis dan bisanya hanya mengkritik, mari kita
sama-sama melakukan refleksi, introspeksi diri dan memberikan solusi, kemudian
dapat menjawab pertanyaan “SUDAHKAH KITA BERBUAT UNTUK BIMA?”. (lily)
Sign up here with your email
6 komentar
Write komentarLUAR BIASA KARYA SENI YANG DIBUAT...
ReplySAMPAI SAYA BERPIKIR PULA "APA YANG SUDAH SAYA LAKUKAN BUAT BIMA TERCINTA".
Keren sekali .. makaish ya atas informasinya
ReplyIzin share ya min.saya ingin tambah pengetahuan tentang tanah kelahiran saya BIMA.
ReplyIzin share ya min.saya ingin tambah pengetahuan tentang tanah kelahiran saya BIMA.
ReplyLuar biasa,Pameran seni rupa yg cukup langkah dengan mengangkat budaya mbojo, banyak teman2 Bima di makassar yg sangat jago dalam melukis, namun diantara mereka sangat jarang yg melukis dengan mengangkat tema budaya mbojo, dan kalaupun ada, terbatas ruang geraknya untuk bereksplorasi..
ReplyLuar biasa,Pameran seni rupa yg cukup langkah dengan mengangkat budaya mbojo, banyak teman2 Bima di makassar yg sangat jago dalam melukis, namun diantara mereka sangat jarang yg melukis dengan mengangkat tema budaya mbojo, dan kalaupun ada, terbatas ruang geraknya untuk bereksplorasi..
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon